Happy Milad Unnie Winda ^.^




Saeng il chukka hamnida,, 
Saeng il chukka hamnida,,
Saranghaneun unnie winda,, 
Saengil chukka hamnida,, 

Apaan itu????? kalau yang kurang terkena aliran sindrom Korean fever pasti bingung sama kata-kata itu ya???. Tapi kalau yang memang udah kena virus Korean fever sudah jelas bin pasti langsung aja nyanyi. Yuppssss,,, kata-kata di atas itu adalah serangkaian lirik lagu ulang tahun versi Korea. Nahh…. Sekarang kan udah tau,,, jadi yang tadi belom nyanyi monggooo nyanyi dulu…. ( makasih ^.^ ).

Kenapa kok harus lagu ulang tahun versi korea kenapa ga versi Indonesia atau Inggris aja, kan lebih familiar. Ia siiihhh… tapi ini masalahnya yang lagi punya hajat sukanya korea bangetttt. Ya iyalah y… gimana g suka korea, orang Winda ini salah satu temanku yang sudah bukan lagi Korean fever kali ya??? Mungkin lebih tepatnya bisa dibilang Korean step (baca : penyakit panas yang berlebihan) (hahahahaha…). Jadi kalau mau Tanya apa aja tentang korea,,, halaaaahhhh nie orang kepo bangettttt.

Udah tau kan gimana sosok yang punya hajat ini???. Oke langsung aja y… Ulang tahun unnie (panggilan akrab) Winda ini tepatnya di tanggal 29 Januari. Nah looo… sekarang udah tanggal 28 Januari berarti besok dong. Alhasil kita anak satu kos mawaddah bermusyawarah deh menentukan surprise apa ya buat besok?. Setelah dipikir-pikir, dulu sih aku inget banget kalau unnie Winda ini pengen banget kue yang lagi beken saat ini, Rainbow cake. Tapi bisa di tebak kan, karena kita anak kos yang udah terkenal sejak jaman romawi kuno dengan mottonya “hemaaaaatttt jati diri kami” (hahahahaha) g mungkin deh kayaknya bakal wujudin mimpi unnie untuk beliin si cake itu. Coba deh di itung2 dulu, harga satu potong kue ukuran 5 x 10 cm aja udah 12 ribu, dan itupun kalau dimakan satu orang kok kayaknya tega banget gitu yang ngasih (sedikit banget). Nah… g mungkin juga kan ngasih kue trus yang makan cuma yang punya hajat aja (kasihan dong aku). Sekarang bayangin lagi y?? (bayanginnya ngitung y???) kita satu kos mawaddah ini ada 5 orang, kalau satu orang dapat 2 potong kue, satu potong kue seharga 12 ribu, udah berapa itu??? Waaaaaawwww 120 ribu rupiah!!!!! Kembali lagi karena kita statusnya anak kos yang belom bisa nyari uang sendiri, uang segitu y banyaklah y???. Alhasil kita harus kreatif donggg biar keinginan yang punya hajat tetep terlaksana tapi teman-temannya ini tetep g mewek gara-gara kehabisan uang (maaf… bukan PELIT tapi HEMAT, hahahaha). Dannn…. pada akhirnya tercetuslah ide saya untuk membuat “Rainbow pudding Mawaddah”.

Hijab : Karena Cantik itu Mahal, dan Selayaknya Disembunyikan

Berhijab sudah menjadi komitmen ku sejak aku SMP kelas 2. Sebenarnya proses untuk memutuskan berhijab ini sudah dimulai sejak aku TK. Sejak TK aku sudah dimasukkan ortuku ke TPA, waktu itu nama TPA nya Muhammadiyah 8. Berhubung sekolah TPA nya hanya sore saja, jadi aku menggunakan hijabku hanya dikala sore hari datang saja. Meskipun Ibuku tidak berhijab, tetapi beliau sangat menginginkan anaknya menggunakan hijab. Sering sekali Ibuku memameriku dengan mengatakan “Subhanallah… lihatlah mbak yang pake hijab itu.. cantik ya dek???” atau “wahhh… hijab sekarang bagus2 ya dek??? Adek g pengen pake hijab???”. Dan waktu itu aku masih bimbang antara ya dan tidak. Sekolah di TPA ini bertahan sampai aku kelas 5 SD, karena di kelas 6 SD aku harus focus untuk ujian nasional ku agar aku dapat masuk di SMP favorit. Jadi tepatnya saat kenaikan kelas 6 SD, aku sudah wisuda dari TPA ku. Dan itu pula masa akhir ku untuk berhijab waktu itu.
Masuk di SMP aku masih ingin bergaya seperti anak2 SMP yang ada di sinetron2 di televisi. Berangkat sekolah dengan rambut dikuncir, diikat model ini, model itu, dan alhasil aku masih memutuskan untuk tidak berhijab.
Kemudian waktu berlalu hingga aku duduk di kelas 2 SMP. Waktu itu aku masih ingat sekali hari itu tepat hari kamis dan ada acara di sekolah, jadi karena guru2 rapat maka siswa2 nya dipulangkan lebih awal. Nah sesampainya dirumah aku melihat Bapak ku yang sedang menonton berita seriuuuuuusss banget, aku jadi penasaran ingin nimbrung dan ikutlah aku menonton berita itu. Ternyata eh ternyata berita yang aku lihat ini adalah tentang pemerkosaan terhadap anak SMP, dan dalam berita itu juga dipaparkan alasan mengapa tersangka tega memerkosa gadis yang masih SMP tersebut. “Astaghfirullah…” seketika aku menangis dan lari ke pengkuan Ibuku.

We are Floris

Dalam kehidupan manusia memang kata uang tidak pernah luput untuk diperbincangkan. Banyak cara dipakai untuk bisa mendapatkan materi yang bernama “uang”, bahkan tak sedikitpun orang yang rela mengerjakan sesuatu yang tak berkenan untuk uang. Sempat heran juga saat melihat banyaknya berita di televisi yang menyangkan pemberitaan mengenai kejahatan berkedok penculikan, perampokan, penganiayaan, pembunuhan, korupsi dan semua itu bersumber dari satu kata “uang” (Astaghfirullah…). Sungguh mengenaskan sekali moral manusia saat ini. Mungkin mereka hanya berpikiran kehidupan itu hanya ada di dunia. Tanpa ada kehidupan akherat yang nyata-nyata semua perbuatan kita di dunia ini nantinya akan dipertanggungjawabkan disana. Padahal kalau kita mengingat itu semua, uang itu lebih mudah dicari melalui sesuatu yang sifatnya halalan toyyiban. Kita tidak perlu mencuri hak yang memang bukan hak kita. Allah telah mengatur rejeki masing-masing umatnya, dan Allah tidak mungkin salah untuk hal itu. Allah tahu apa yang terbaik buat kita kok.
Hemmmmm,….. itu tadi sedikit gambaran bagaimana orang-orang dengan karakternya masing-masing mencari rejeki. Nahhh… mungkin ini ada satu ide buat para mahasiswa “tua” sperti saya, yang sudah mulai malu untuk selalu menyodorkan tangan dan minta uang sama ortu. Bergabung dengan teman-teman senasib sepertanggungan (hahahaha), kami menamakan diri Floris mencoba mencari peruntungan dalam hal rejeki dengan menjual bunga di universitas2 yang sedang menyelenggarakan Wisuda. Ngga perlu malu dooonggggg… untuk bisa mendapatkan uang secara HALAL. Meskipun kami ngga berdasi, berteriak2 dan berjalan2 d sepanjang trotoar guna menawarkan bunga, tapi kerja keras untuk sesuatu yang HALAL itu sungguh luar biasa menyenangkan daripada duduk manis di kantor yang full AC menandatangi berkas2 yang ngga tau itu fiktif atau nonfiktif, dan ujung-ujungnya mengambil “hak” yang BUKAN “hak” nya (Astaghfirullah…).