Pembuatan Pupuk Hayati Mikoriza



LAPORAN
PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN
PUPUK HAYATI
“GUDANG MIKORIZA ( The Great Fertillizer )”


Oleh :
Dhona Puspita Ningrum
0810480144



 



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010

PENDAHULUAN

Pertanian di Indonesia merupakan bidang yang sangat penting saat ini, mengingat permasalahan utama yang dihadapi pemerintah sekarang adalah bagaimana mengupayakan peningkatan produksi pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan mengurangi impor hasil pertanian. Dalam rangka upaya peningkatan produksi pangan tersebut dapat diupayakan dengan intensifikasi pertanian. Upaya intensifikasi ini juga mengalami hambatan seperti penggunaan pupuk buatan yang menyebabkan rusaknya struktur tanah akibat pemakaian pupuk buatan yang terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman menjadi tidak sempurna. Hal ini juga akan memberikan dampak terhadap tanaman yang diproduksi pada tanah yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari efek sarana produksi terhadap lingkungan telah banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menyebabkan ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah. Oleh sebab itu perlu di cari suatu alternatif yang dapat mengurangi penggunaan pupuk buatan. Salah satu cara untuk menggantikan pupuk buatan tersebut adalah dengan memanfatkan pupuk hayati.
Pupuk hayati merupakan mikroorganisme hidup yang diberikan kedalam tanah sebagai inokulan untuk membantu memfasilitasi atau menyediaakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Jenis-jenis dari puk hayati sangat beragam, diantaranya adalah pupuk hayati pemasok nitrogen dan pupuk hayati yang meningkatkan hara fosfor.
Dalam laporan mata kuliah pupuk dan teknologi pemupukan ini akan diuraikan mengenai pupuk hayati yang dapat meningkatkan hara fosfor. Agen hayati yang digunakan dalam pembuatan pupuk ini adalah mikoriza. Untuk media tanam yang digunakan dalam pembutan pupuk ini adalah kotoran ayam, sekam, dan kompos.
 Mikoriza merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan tanaman terutama pada tanah-tanah yang mengalami kekurangan unsur P. Mikoriza bersimbiosis dengan perakaran tanaman dan membantu dalam penyerapan P. Untuk itulah pada pembuatan pupuk ini digunakan minoriza sebagai bahan utama.

TUJUAN

  1. Mengetahui pemanfaatan mikoriza sebagai pupuk hayati
  2. Mengurangi pemakaian pupuk buatan/ kimia dan beralih menggunakan pupuk organik berupa pupuk hayati
  3. Meningkatkan penyerapan unsur hara P
  4. Meningkatkan ketahanan terhadap serangan patogen akar
  5. Mengetahui bagaimana respon media tanam terhadap mmikoriza

WAKTU DAN TEMPAT PEMBUATAN

A.    Waktu Pembuatan
1.      23 Oktober 2009        : Pemilihan bahan
2.      24 Oktober 2009        : Pemilihan lokasi
3.      25 Oktober 2009        : Pengambilan bahan
4.      2 November 2009       : Pengamatan I mikoriza
5.      9 November 2009       : Pengamatan II mikoriza
6.      24 November 2009     : Pencampuran bahan (kotoran ayam : tanah : kompos : sekam) sebagai media tanam + tanah bermikoriza +  penanaman benih jagung
7.      4 Desember 2009        : Pengamatan III mikoriza
8.      23 Desember 2009      : Pembongkaran tanaman + pembuatan tablet
9.      24 Desember 2009      : Pengamatan spora mikoriza
10.  26 Desember 2009      : Uji perkecambahan
11.  30 Desember               : Pengamatan vesikel
12.  8 Januari 2010             : Pengemasan dan pemberian label pada kemasan tablet

B.     Tempat Pembuatan
1.      Pengambilan bahan : Cangar
2.      Pembuatan Pupuk :
§  Pengamatan                    : Laboratorium Nematoda HPT Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
§  Pencampuran bahan       : Laboratorium Nematoda HPT Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
§  Pembongkaran tanaman      : Kertosariro 28 Ketawanggede Malang
§  Pembuatan tablet                : Kertosariro 28 Ketawanggede Malang
§  Uji perkecambahan             : Kertosariro 28 Ketawanggede Malang
§  Pengemasan dan pelabelan  : Kudu Kertosono Kab. Nganjuk


BAHAN

A.    Pembuatan Isolat
  1. Tanah cangar
  2. Air
  3. Gula
B.     Perkembangbiakan isolat
  1. Tanah steril / tidak steril
  2. Kotoran ayam
  3. Sekam
  4. Air
  5. 5 gram Isolat mikoriza/ tanah bermikoriza ( 2,5 gram dicampur dengan media tanam dan 2,5 gram diletakkan di permukaan atas media tanam )
  6. Benih tanaman jagung
Perbandingan komposisi media tanam = tanah : kotoran ayam : sekam : kompos  dengan perbandingan  : 2    :           ½          :     ½    :      2
Dasar Pemikiran
Dalam praktikum pembuatan pupuk hayati berbahan mikoriza ini digunakan bahan-bahan seperti tersebut diatas dengan pemikiran sebagai berikut :
1.      Kotoran Ayam
Tahi ayam dipilih karena kering, sehingga lebih mudah dan cepat diolah. Limbah kotoran ayam mengandung mikroorganisme yang berlimpah, sehingga dapat mempercepat proses pembusukan. Selain itu kotoran ayam mengandung nitrogen yang tinggi, ini berarti cukup tersedia nutrisi untuk mikroorganisme. Mikroorganisme membutuhkan sumber karbon untukpertumbuhannya dan nitrogen untuk sintesis protein.
2.      Sekam Mentah
Selain sekam bakar, sekam mentah juga bisa digunakan sebagai komponen media tanam. Kelebihan sekam mentah sebagai media tanam, selain bersifat porous dan mampu menahan air, adalah kaya akan vitamin B.
 3.      Benih jagung
Penggunaan benih jagung ini karena perakaran dari tanaman jagung luas. Selain itu tanaman jagung merupakan tanaman semusim.

METODE
A.    Pembuatan Isolat

Dasar Pemikiran
·         Larutan gula dalam pembuatan isolat ini digunakan untuk membuat perbedaan berat jenis larutan gula dengan larutan tanah.
·         Fungsi Sentrifuge disini adalah untuk menghomogenkan larutan. Sehingga larutan tanah dan larutan gula akan terpisah. Larutan yang berat jenisnya lebih besar akan terendap di dasar tabung. Spora-spora mikoriza akan terapung di atas larutan
B.     Pengamatan Mikoriza
      1. Spora
  2.      Vesikel ( Pewarnaan Akar )
Tujuan             : untuk mendapatkan gambar vesikel. Dimana hal ini  utnuk membuktikan  bahwa akar tanaman tersebbut telah terinfeksi oleh mikoriza
Cara Kerja       : pengamatan mikoriza di dalam akar dilakukan dengan prosedur osmanik dan Mc. Grow.
 
C.     Perkembangbiakan Isolat ( tanah bermikoriza )

Media tanam diisikan pada gelas aqua sebanyak ¾ bagian dengan perbandingan =
tanah : kotoran ayam : sekam : kompos
                                         2    :          ½           :     ½     :      2
Kemudian setengah bagian dari tanah bermikoriza ( ± 2,5 gram dicampurkan dengan media tanam di atas. Setelah media tanam tercampur, maka benih jagung segera di tanam. Penanaman benih jagung ini disarankan untuk tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal ( ± 2 cm dari atas permukaan tanah ). Lalu setelah benih ditanam, sisa dari tanah bermikoriza tadi ( ± 2,5 gram ) di taburkan di atas permukaan media tanam.
 
 
Dasar Pemikiran
·         Pada media tanam digunakan perbandingan kompos sama dengan tanah. Hal ini dikarenakan apabila media tanam terlalu banyak kompos akan membuat tanah semakin porous. Dengan perbandingan yang sama ini diharapkan media akan sesuai dengan perakaran jagung. Perakaran jagung dapat menyebar ke segala arah dengan mudah dan mikoriza pun akan lebih mudah bergerak.
·         Penanaman benih jagung dengan kedalaman yang tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangakal. Hal ini dikarenakan agar pada waktu tumbuh tanaman tidak mudah roboh. Sehingga saat tanaman sudah besar/ tinggi, maka perlu dilakukan pembubunan.


HASIL

            Pada praktikum pembuatan pupuk hayati ini kegiatan dimulai dari penentuan lokasi pengambilan tanah. Tanah yang digunakan di sisni adalah tanah cangar. Pengambilan tanah dilakukan pada kedalaman 20-30 cm di atas permukaan tanah. Tanah yang telah diambil, ditimbang sebanyak ± 50 gram.
            Setelah itu tanah diamati mulai dari penyaringan menggunakan mikrosieving, pencampuran dengan larutan gula, proses sentrifuge, hingga didapatkan spora mikoriza melalui pengamatan di bawah mikroskop. Spora yang didapatkan merupakan spora dari mikoriza jenis Glomus sp. Hal ini dicirikan dengan spora memiliki tangkai spora ( Hyfal attachment ) dan permukaan spora agak halus berwarna coklat kemerahan, bentuk spora bulat, dinding spora agak tebal.


Selain itu juga  ditemukan spora dengan cirri-ciri berwarna merah kecoklatan dan berbentuk bulat. Permukaan spora tidak begitu halus, agak bercorak. Dnding spora agak tebal dan tidak mempunyai tangkai spora.

Kemdian setelah terbentuk isolat mikoriza, maka dilakukan pengembangbiakkan terhadap isolat tersebut. Pengembangbiakkan dilakukan dengan menggunakan benih jagung. Hal ini dikarenakan jagung merupakan tanaman semusim yang mempunyai perakaran luas.
            Setelah dilakukan perkembangbiakkan isolat, maka akan terbentuk tanah bermikoriza. Tanah inilah yang nantinya akan diproses menjadi tablet pupuk hayati. Proses selanjutnya adalah pengamatan terhadap akar tanaman jagung dari pengembangbiakkan isolat. Akar dari tanaman tersebut diamati dengan tujuan untuk melihat apakah akar sudah terinfeksi jamur atau belum.
     Kemudian setelah selesai pengamatan, ternyata hasil yang didapatkan adalah terlihat adanya vesikel dari mikoriza. Hal ini menunjukkan bahwa akar telah terinfeksi. Vesikel merupakan suatu struktur berbentuk lonjong atau bulat, mengandung cairan lemak, yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembang menjadi klamidospora, yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan struktur tahan. Vesikel selain dibentuk secara interseluler ada juga yang secar intraseluler. Pembentukan vesikel diawali dengan adanya perkembang sitoplasma hifa yang menjadi lebih padat, multinukleat dan mengandung partikel lipid dan glikogen. Sitoplasma menjadi semakin padat melalui proses kondensasi, dan organel semakin sulit untuk dibedakan sejalan dengan akumulasi lipid selama maturasi (proses pendewasaan). ( Feronika, 2003 )
Setelah pengamatan terhadap akar ternyata ditemukan vesikel, sehingga kegiatan selanjutnya yang dikerjakan adalah pembuatan/ pencetakkan tablet. Tanah yang digunakan sebagai media tanam yang telah terinfeksi tadi dicetak menggunakan alat pencetak tablet.
            Saat tanah bermikoriza ini telah terbentuk menjadi tablet, maka proses berikutnya adalah pengujian kualittas. Pengujian kualitas ini dilakukan dengan menanam tanaman jagung dengan dipupuk menggunakan pupuk tablet ini ( uji perkecambahan ). Uji perkecambahan ini dilakukan dengan 4 faktor pembeda :
1. A        : Tanah ( sebagai kontrol )
2. B        : Tanah + tanah bermikoriza
3. C        : Tanah + 3 tablet pupuk
4. D        : Tanah + 1 tablet pupuk
    Setelah di uji ternyata didapatkan hasil sebagai berikut :
 
Pada pengamatan di atas terlihat pada perakuan C memiliki tinggi yang lebih daripada perlakuan yang lainnya. Pada pengamatan juga diamati mengenai lebar daun. Pada perlakuan C lebar daun lebih lebar dibandingakan dengan perlakuan yang lain.
            Setelah pengujian selesai dan mendapatkan hasil, proses selanjutnya adalah pembuatan tablet. Tablet dibuat dengan cara dicetak dengan alat pembuat tablet. Setelah semua tanah media tanam jagung tersebut sudah jadi tablet, maka tablet-tablet tersebut dikeringanginkan. Setelah semua tablet kering, maka tablet-tablet tersebut udah siap untuk dikemas. Pengemasan tablet pupuk hayati ini disertai dengan label. 

LABEL

            Label pada kemasan tablet pupuk ini berisi nama, kandungan, fungsi, dan aplikasi. Dimana dosis yang dianjurkan adalah sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan, yakni 3 tablet pupuk tiap lubang. Di bawah ini merupakan gambarn dari label pupuk hayati.
            Merk                  : Gudang Mikoriza ( The Great Fertilizer )
            Keunggulan         : Meningkatkan penyerapan unsur hara terutama unsur P
                                         Menahan serangan patogen akar
                                         Memperbaiki struktur tanah
            Jenis mikoriza       : Glomus sp.
            Cara Pemakaian   : Memasukkan pupuk pada lubang sebelum penanaman
                                        Menempelkan pupuk pada akar tanaman muda/ mencampur tanah untuk pembibitan tanaman
            Dosis                    : 3 tablet tiap lubang
            Komposisi            : kompos, kotoran ayam, sekam


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2009. www.scribd.com/doc/20728083/null. Diakses 29 Oktober
Anonymous,2009.stppgowa.ac.id/download/Vol_2_No_2.../Robert-Nataniel.pdf. Diakses 29 Oktober
Anonymous, 2009. www.mekarsari.com/index.php?. Diakses 29 Oktober
Elfiati dan Delvian. 2007. http://jurnalilmuprtanianindonesia/Keanekaragaman Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Berdasarkan Ketinggian Tempat/index.php. Diakses 4 Januari 2010
Sutanto, rachman. 2002. Pertanian Organik. Kanisius : Yogyakarta















Tidak ada komentar: