Suasana pagi yang mendung menumbuhkan rasa malasku tuk berangkat menuju kampus. Apalagi ini kan hari Jumat, hari 6 SKS (ih waw..). Perasaanku g enak banget ni,, sperti ada yang mengganjal begitu. Tapi gimana lagi y.. kan dah kewajiban sebagai seorang mahasiswa (hya... sombong..). Yah akhirnya aku jalan menapaki jalan-jalan kecil di gang-gang, sambil berjalan kupencet-pencet tu si HP. Ku kirim sebuah pesan singkat buat temanku. "Wul, aku brangkat". Setelah aku sampai di kosnya kita jalan bersama menuju kampus tercinta.
Setibanya di kampus ternyata dosen belum datang. Alhamdulillah...pertemuan kali ini kan buat presentasi??? sedangkan aku sama sekali belum belajar materinya. Semalam kan aku cuma buat slide presentasi saja (dasar pemalas). Alhasil waktu yang sedikit itu aku buat belajar dech.
Setengah jam kemudian dosen datang. Wah... dalam hatiku berkata "ojok maju saiki, Ya Allah". Wah perasaan ku tambah ga enak nie.. Nah ni temanku satu kelompok ada yang tanya ke dosen "Pak, yang dipresentasikan satu komoditas atau semuanya pak???". Dosen pun menjawab "y semua nya to??? memangnya kalau tidak dipresentasikan pekerjaanmu itu mau dibuat apa??". Aku sedikit tertawa kecil melihat ekspresi temanku ini. Dosen menanyakan kembali "kelompok mana yang mau maju dulu?". Jawaban yang aku pengen dengar sih kelompok saya pak..( kelompok lain maksudnya ). Namun suasana bertambah sepi saja, ada yang menundukkan kepala, ada yang bisik-bisik sama temannya. Waduh tiba-tiba dosen mengucapkan suatu kalimat " ya sudah mas, kelompok kamu dulu saja yang maju". Hya.....!!! "Ya Allah, the first group???, its not true!!". Yah tapi bagaimana lagi, siap ga siaplah.
Bangku sudah tertata rapi di depan kelas. Aku menduduki urutan kedua dari kanan. Presentasi pertama pun dimulai. Ini presentasi tentang budidaya dan maslah-masalah pada durian. Hemmm.. aku mendengarkan sambil berdoa nie.."Ya Allah lancarkanlah presentasiku nanti. "Ayo mbak dilanjutkan". Wah ini waktuku presentasi. Aku mempresentasikan masalah-maslah dalam budidaya sawi. Tanpa ada buku ataupun sehelai kertas, aku berucap apapun semauku. Alhamdulillah.. lancar.
Setelah selesai presentasi, diskusipun dimulai. Nah disini banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada kelompok kami. Sayangnya pertanyaan yang dberikan semuanya maslah durian, tidak ada yang membuat pertanyaan mengenai sawi (so sad). Walaupun tidak ikut membuat makalah durian sama sekali, tapi aku coba menjawab pertanyaan dari teman-teman. Saat aku menjawab bahwa bibit durian itu perlu dilindungi dari hujan, dan solusi dari kelompok kami caranya adalah dengan memberi penutup pada bibit durian tersebut. Nah disini terjadi perbincangan aku dan dosen
Dosen : "loh la kenapa mbak kok solusinya ditutup pake anyaman bambu?"
Aku : "yah kan biar air hujan tidak masuk dan mengganggu bibit durian pak"
Dosen : "lah kalau bibitnya seribu, gimana tu mbak??"
Aku : "ya uat yang lebih besar pak.."
Dosen : "begini ya mbak, bibit durian itu tidak perlu ditutup atasnya dengan anyaman. Hanya dilindungi saja tepi nya dengan bambu atau juga boleh anyaman. Tapi atasnya tidak perlu ditutupi. Itu gunanya untuk melindungi bibit dari serangan kambing atau binatang lain yang bisa menjangkaunya"
Aku : "boleh tanya pak??"
Dosen : "iya, silahkan"
Aku : " bagaimana kalau hujannya sangat deras. Apa tidak bisa mematahkan batang dari bibit durian itu bapak??"
Dosen : "memang butir hujan itu besarnya berapa to mbak?? berapa mili??"
Aku : "sepersekian mili pak.."
Dosen : "la mangkanya apa bisa meobohkan atau mematahkan batang??"
Aku : "lah tapi pak kan hujannya bergabung pak..tidak satu butir???"
Wwaduh.. pertanyaan ku apa lucu ya?? saat aku menanyakan itu, teman-teman dan dosen di ruangan tertawa terbahak-bahak, tertawa sekeras-kerasnya. Yah... ndak apa-apalah.., hitung-hitung amal bisa buat teman-teman tertawa sekaligus bisa mencairkan suasana. Nah... dari sini aku benar-benar belajar bahwa untuk ingin mengetahui jutaan rahasia di dunia ini kita tidak perlu takut atapun malu bertanya. Karena dengan bertanya semua apa yang tidak kita ketahui menjadi suatu hal yang bisa kita kagumi. Terima kasih buat bapak dosen dan juga teman-teman atas pelajaran hidupnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar