Ice Cream


Ice cream, satu kata yang apabila telinga mendengar bibir rasanya akan penuh dengan air ludah. Ice cream ini sudah mulai dikenal di Indonesia sejak zaman pendudukan Belanda. Mungkin karena sentuhan dari warga Belanda untuk meracuni lidah masyarakat Indonesia sangat baik. Samapai Semarang ice cream menjadi life style di negeri tercinta ini. Ice cream yang dulu masih cenderung dengan lidah masyarakat menengah ke atas, sekarang sudah menjalar dan sudah menjadi life style juga bagi masyarakat menengah ke bawah. Mulai dari usia dini hingga usia berkepala enam pun masih sangat mengidolakan minutan satu ini.  Hal ini tentunya tidak lain karena enaknya rasa Ice cream memiliki banyak sekali varian warna dan rasa. Mulai dari jeruk strawberry, coklat, vanila, anggur, melon, cappucino, blackberry, dan h\masih banyak lagi yang lainnya.
            Di sisi lain, uang bukanlah suatu penghalang untuk dapat menikmati lezatnya minuman ini. Sekarang harga yang dipatok oleh pedagang untuk dapat menjual ice cream ini sangat murah sekali, mulai dari harga 1500 samapi 50000 rupiah. Bayangkan saja, hanya dengan uang 1500 rupiah kita sudah dapat menikmati kelezatannya. Paduan rasa yang manis, dingin dan kelembutannya bisa menentramkan hati lho???  
            Dengan berkembangnya zaman dan teknologi, para pelaku ekonomi pun memiliki suatu inovasi terhadap mainuman ini. Saat ini sudah mulai di fikirkan juga mengenai kesehatan para konsumen. Sehingga akhir-akhir ini sudah dapat kita lihat adanya ice cream jamur ataupun ice krim dari rempah-rempah. Hemm.. suatu inovasi yang membanggakan bukan???. Semoga inovasi baru dari remaja indonesia ini bisa menjadi suatu kebanggan bagi negara tercinta.

Tugas Terselesaikan Olahragapun Tersalurkan

Kesehatan merupakan suatu kenikmatan yang begitu luar biasa yang diberikan Allah kepada seluruh manusia. Namun banyak sekali manusia di muka bumi ini yang tidak begitu memperdulikan hal ini, bahkan diantara mereka ada yang mengatakan sulit untuk menjaga kesehatan. Dari mereka ada yang beralasan tidak ada waktu untuk berolahraga, tidak ada uang untuk sekedar kontrol ataupun periksa ke dokter.
Setelah aku pikir-pikir sebenarnya tidaklah sulit untuk membiasakan hidup sehat. Karena solusi untuk hidup sehat bukan hanya dengan pergi periksa ke dokter ataupun pergi ke gym untuk berolahraga. Banyak sekali kok hal yang sederhana yang bisa dilakukan untuk memulai hidup sehat. Seperti contohnya jalan-jalan pagi atau istilah bekennya "jogging".

Nah.. di hari minggu ini aku menerapkan tu apa yang telah aku deskripsikan tentang solusi hemat hidup sehat. Ada satu rencana yang mulai minggu ini harus aku jadikan sebagai satu kewajiban untuk diriku. Yup,, jogging bareng teman-teman menjadi agendaku minggu pagi ini.

Hari dimulai dengan keberangkatan ku bersama teman-teman kuliah menuju Joyo Grand (perumahan di daerah Malang). Sebenarnya tujuan kita bukan untuk jogging sih,, tapi untuk survei lahan di daerah tersebut. Yah..biasa kalau mahasiswa pasti identik sekali dengan yanng namanya tugas-tugas.

Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan panjang menuju lokasi survei. Kita teringat bahwa tempat yang harus di survei adalah Perumahan Joyo Grand. Nah.. setelah kita sampai di jalan masuk perumahan itu, kita serempak mengeluarkan seluruh alat tulis. Nah di sini kita membagi tugas untuk mensurvei daerah Joyo Grand ini. Setelah sampai di ujung jalan, aku berpikir kembali, bukankah jarak seharuanya yang diamati adalah 1,86 km. Sedangkan perjalanan mulai dari pintu masuk perumahan sampai ujung perumahan sepertinya tidak mencapai 1 km.

Yah.. benar ternyata kita memang salah tempat survei. Alhamdulillah.. mungkin ini cara Allah untuk memberikan suatu pelajaran untuk bisa hidup sehat dengan memproklamirkan jalan-jalan pagi.

Akhirnya perjalananpun dilanjutkan kembali menuju tempat yang sebenarnya. Rute yang kita lewati ini bisa dibilang cobaan untuk menggugurkan rencana hidup sehatku. Bagaimana tidak dari semua jalan yang kita lewati tidak pernah ada yang namanya jalan turun, semuanya naik. Dan jalan disanapun sangat sempit sekali. Kita bahkan harus berbaris satu persatu agar tidak ada mobil yang menyentuh kita.

Sambil berjalab berbaris mata tak lupa memandangi kanan kiri jalan dan tanganpun juga tak luput dari yang namanya menulis. Namun perjalanan ini sangat terasa menyenangkan, walaupun ruteny sangat tidak bersahabat. Dalam perjalanan ini, kita berusha agar suasana yang tercipta selalu ceria dan bersahabat. Jadi, setiap ada diantara kita yang mengeluh, kita mencari tempat pemberhentian untuk sekedar merebahkan badan dan menyegarkan kerongkongan. Eit... tidak seru perjalanan ini tanpa adanya dokumentasi. Alhasil sambil istirahat sesi pemotretanpun dilangsungkan. Banyaknya orang yang memandang ke arah kita sama sekali tidak merusak acara sesi ini.

Setelah rasa letih terobati, perjalananpun dilanjutkan. Masih sangat jauh untuk mencapai titik finish. Dengan langkah panjang akhirnya terlihat juga papan penunjuk pertigaan. Dan itulah titik finish survei kita, alhamdulillah...Rasa letih yang sudah lama kami rasakan hilang begitu saja dengan melihat indahnya pemandangan karya sang Maha Khalik, Subhanallah...

Hemmm.. benar-benar hari yang indah. Selain menyelesaikan tugas ternyata olahragapun tersalurkan. Begitu hemat dan sederhana bukan?????.

Tiada Kata Malu untuk Bertanya

Suasana pagi yang mendung menumbuhkan rasa malasku tuk berangkat menuju kampus. Apalagi ini kan hari Jumat, hari 6 SKS (ih waw..). Perasaanku g enak banget ni,, sperti ada yang mengganjal begitu. Tapi gimana lagi y.. kan dah kewajiban sebagai seorang mahasiswa (hya... sombong..). Yah akhirnya aku jalan menapaki jalan-jalan kecil di gang-gang, sambil berjalan kupencet-pencet tu si HP. Ku kirim sebuah pesan singkat buat temanku. "Wul, aku brangkat". Setelah aku sampai di kosnya kita jalan bersama menuju kampus tercinta.

Setibanya di kampus ternyata dosen belum datang. Alhamdulillah...pertemuan kali ini kan buat presentasi??? sedangkan aku sama sekali belum belajar materinya. Semalam kan aku cuma buat slide presentasi saja (dasar pemalas). Alhasil waktu yang sedikit itu aku buat belajar dech.

Setengah jam kemudian dosen datang. Wah... dalam hatiku berkata "ojok maju saiki, Ya Allah". Wah perasaan ku tambah ga enak nie.. Nah ni temanku satu kelompok ada yang tanya ke dosen "Pak, yang dipresentasikan satu komoditas atau semuanya pak???". Dosen pun menjawab "y semua nya to??? memangnya kalau tidak dipresentasikan pekerjaanmu itu mau dibuat apa??". Aku sedikit tertawa kecil melihat ekspresi temanku ini. Dosen menanyakan kembali "kelompok mana yang mau maju dulu?". Jawaban yang aku pengen dengar sih kelompok saya pak..( kelompok lain maksudnya ). Namun suasana bertambah sepi saja, ada yang menundukkan kepala, ada yang bisik-bisik sama temannya. Waduh tiba-tiba dosen mengucapkan suatu kalimat " ya sudah mas, kelompok kamu dulu saja yang maju". Hya.....!!! "Ya Allah, the first group???, its not true!!". Yah tapi bagaimana lagi, siap ga siaplah.

Bangku sudah tertata rapi di depan kelas. Aku menduduki urutan kedua dari kanan. Presentasi pertama pun dimulai. Ini presentasi tentang budidaya dan maslah-masalah pada durian. Hemmm.. aku mendengarkan sambil berdoa nie.."Ya Allah lancarkanlah presentasiku nanti. "Ayo mbak dilanjutkan". Wah ini waktuku presentasi. Aku mempresentasikan masalah-maslah dalam budidaya sawi. Tanpa ada buku ataupun sehelai kertas, aku berucap apapun semauku. Alhamdulillah.. lancar.

Setelah selesai presentasi, diskusipun dimulai. Nah disini banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada kelompok kami. Sayangnya pertanyaan yang dberikan semuanya maslah durian, tidak ada yang membuat pertanyaan mengenai sawi (so sad). Walaupun tidak ikut membuat makalah durian sama sekali, tapi aku coba menjawab pertanyaan dari teman-teman. Saat aku menjawab bahwa bibit durian itu perlu dilindungi dari hujan, dan solusi dari kelompok kami caranya adalah dengan memberi penutup pada bibit durian tersebut. Nah disini terjadi perbincangan aku dan dosen
Dosen : "loh la kenapa mbak kok solusinya ditutup pake anyaman bambu?"
Aku : "yah kan biar air hujan tidak masuk dan mengganggu bibit durian pak"
Dosen : "lah kalau bibitnya seribu, gimana tu mbak??"
Aku : "ya uat yang lebih besar pak.."
Dosen : "begini ya mbak, bibit durian itu tidak perlu ditutup atasnya dengan anyaman. Hanya dilindungi saja tepi nya dengan bambu atau juga boleh anyaman. Tapi atasnya tidak perlu ditutupi. Itu gunanya untuk melindungi bibit dari serangan kambing atau binatang lain yang bisa menjangkaunya"
Aku : "boleh tanya pak??"
Dosen : "iya, silahkan"
Aku : " bagaimana kalau hujannya sangat deras. Apa tidak bisa mematahkan batang dari bibit durian itu bapak??"
Dosen : "memang butir hujan itu besarnya berapa to mbak?? berapa mili??"
Aku : "sepersekian mili pak.."
Dosen : "la mangkanya apa bisa meobohkan atau mematahkan batang??"
Aku : "lah tapi pak kan hujannya bergabung pak..tidak satu butir???"

Wwaduh.. pertanyaan ku apa lucu ya?? saat aku menanyakan itu, teman-teman dan dosen di ruangan tertawa terbahak-bahak, tertawa sekeras-kerasnya. Yah... ndak apa-apalah.., hitung-hitung amal bisa buat teman-teman tertawa sekaligus bisa mencairkan suasana. Nah... dari sini aku benar-benar belajar bahwa untuk ingin mengetahui jutaan rahasia di dunia ini kita tidak perlu takut atapun malu bertanya. Karena dengan bertanya semua apa yang tidak kita ketahui menjadi suatu hal yang bisa kita kagumi. Terima kasih buat bapak dosen dan juga teman-teman atas pelajaran hidupnya.

Puisi Untukmu Ibu

Ibu.....
Satu kata terindah yang slalu berdengung di telingaku
Layaknya lantunan syair terindah dalam hangatnya pesona sang pujangga

Ibu.....
Bagiku hanyalah satu sumber hidup nadiku...
engkaulah makhluk suci itu,,,,
yang menuntunku menapaki jalan Allah
yang membekaliku berjuta-juta tuntunan Islam
dan yang slalu menjagaku dari segala ancaman dunia fana

Terima ksih Ibu.....
Kata-kata itu teramat yakin tak dapat menggantikan kasih sayangmu padaku
Saat jiwaku terasa kering
kau datang layaknya oase yang menyejukkan kalbuku

Ibu.....
Kaulah makhluk teristimewa
Beribu cahaya slalu tersiratkan di parasmu yang jelita,,,,
Saat ku tahu jawabannya.....
Keikhlasanlah lampu dari cahaya terang itu

Terima kasih Ibu....
Terima kasih.....


Malang, tanah Allah tercinta
Saat hatiku begitu meridukanmu
Saat ragaku teramat ingin memelukmu Ibu